TEACHING FACTORY KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 WIROSARI

19 Desember 2019 0 komentar


IMPLEMENTASI "TEACHING FACTORY" 
KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA
SMK NEGERI 1 WIROSARI


Panduan pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran model Teaching Factory (TeFa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjelaskan secara rinci tata cara mengembangkan ,merancang, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran model Teaching Factory (TeFa) di SMK sebagai acuan bagi setiap SMK yang akan menerapkan pembelajaran mode TeFA di sekolahnya serta sebagai media informasi pengembangan TeFa bagi semua pihak yang terkait.
Teaching Factory  atau disebut dalam PP 41 tahun 2015 “pabrik dalam sekolah (teaching factory)” ad
alah sarana produksi yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar kerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata industri dan tidak berorientasi mencari keuntungan” Dalam Grand Design TeFA SMK di definisikan sebagai “suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu kepada standart dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri”, dan dalam pelaksanaannya menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan  menilai kualitas hasil pendidikan dari SMK. Teaching Factory juga harus melibatkan Pemda/Pemkot/provinsi maupun orang tua dan masyarakat dalam perancangan, regulasi maupun implementasinya.
Mengembangkan pembelajaran yang sebelumnya dikembangkan melalui unit produksi berubah menjadi pembelajaran TeFa yang berarti merubah budaya pembelajaran sekolah, semua unsur di sekolah harus mengembangkan budaya dan pola pikir bahwa sekolah bukan saja sebagai tempat pendidikan akademik, tetapi juga merupakan tempat membuat produk/layanan yang berstandar industri sesuai kebutuhan masyarakat pada umumnya. Sehingga sekolah harus mengkondisikan area, lingkungan, suasana, aturan, tatakelola kerja di ruang praktek seperti industri atau tempat kerja yang sebenarnya. Semua warga sekolah juga dituntut bersikap dan berperilaku seperti masyarakat industri, dengan demikian, dalam kurun waktu tertentu akan membentuk karakter dan budaya kerja industri bagi semua unsur yang terlibat di dalamnya, baik guru, staff dan peserta didiknya.
Namun demikian, sekolah tetap berfungsi sebagai institusi untuk meningkatkan ketrampilan anak didik dan bukan berorientasi mencari keuntungan. Pengkondisian area, lingkungan, suasana seperti di industri serta pembelajaran yang dirancang untuk menghasilkan produk/layanan jasa rill yang layak guna, semata-mata sebagai upaya agar anak didiknya mempunyai keterampilan, sikap, perilaku, dan budaya kerja industri, sehingga benar-benar siap kerja di dunia industri tanpa rasa canggung.

Pelaku utama pada proses pembelajaran berbasis produk atau jasa ini adalah siswa dengan bimbingan semua guru di sekolahnya baik segi guru adaptif, normatif, produktif. Sehingga semua tahapan pembelajaran termasuk penyusunan perangkat atau materi pelajaran baik teori maupun praktek serta magang industri harus disesuaikan dan dikaitkan dengan produk/layanan jasa yang akan dikerjakan oleh siswa.
Tujuan Teaching factory :
1. Meningkatkan kualitas pendidikan agar lulusan SMK Negeri 1 Wirosari benar-benar merupakan tenaga kerja terampil dan layak kerja di dunia usaha, sesuai bidang atau kompetensi keahlian masing-masing.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik dan guru untuk mengerjakan pekerjaan praktik yang berorientasi pasa
3.  Sebagai wadah pelatihan dalam pembentukan mental kerja sebelum peserta didik melaksanakan PKL atau terjun ke dunia kerja setelah lulus.
4.  Menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha/industri atau masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum.
5.   Meningkatkan kreativitas guru dan peserta didik.
6.   Menumbuhkan sikap profesional produktif peserta didik dan guru.
7.   Melatih kemandirian, percaya diri, dan jiwa berwirausaha.
8.  Meningkatkan kualitas lulusan dalam berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan

Hasil Yang Diharapkan :
  1. Kesamaan pemahaman dan komitmen warga sekolah terhadap konsep teaching factory.
  2. Adanya kesesuaian dan keselarasan antara kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan DUDI
  3. Terselenggaranya pembelajaran model Teaching Factory
  4. Meningkatnya hubungan kerjasama dengan DUDI
  5. Kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu produk barang/jasa sesuai dengan standar pasar
  6. Terbangunnya mekanisme suplya-demand produk barang/jasa.
Pelaksanaan kegiatan program Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2019  pada SMK Negeri 1 Wirosari adalah sebagai berikut :
1.     Kompetensi keahlian yang dikembangkan adalah Multimedia
2.  Produk Unggulan Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari yaitu membuat produk 3D Printing serta ada beberapa produk lain yaitu Sablon Kaos, Cetak Id Card, Cetak Pin dan Cetak Mug.
3.  Semua pelaksanaan produksi dilakukan oleh siswa siswi SMK Negeri 1 Wirosari terkhusus Siswa Kompetensi Keahlian Multimedia.
4.     Mengelola dan memasarkan produk secara transparan.

Organisasi dan Mekanisme Kerja
Demi terwujudnya pengelolaan aset dan penerimaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2019  pada SMK Negeri 1 Wirosari maka dibentuk Tim Pelaksanan Pengembang Teaching Factory  yang terdiri dari :
Tim Pelaksanan 
1.   Penanggung Jawab       : Drs. Mariya, M.Pd.
2.   Ketua                            : Warsito, S.Pd. M.Pd
3.   Sekretaris                      : Widhi Yuwandoko, SE.M.Si.
4.   Bendahara                     : Suyadi, S.Kom
5.   Kord. Fasilitas dan        : Suko Windarti, S.Si
sarana Prasaraana
6.   Penyusunan Perangkat : Retno Wulaningsih R, S.Kom
Pembelajaran TeFa
Kompetensi Keahlian
Multimedia                    
7.   Anggota                          : Tatag Pramoda, SM.

Unsur – unsur yang terlibat dalam melaksanakan program Bantuan Pengembangan Teeaching Factory Tahun Anggaran 2019  pada SMK Negeri 1 Wirosari dari Direktorat Pembinaan SMK meliputi :
1.   Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan;
2.   Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah;
3.   Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah;
4.   Pengawas SMK Kab. Grobogan;
5.   SMK Penerima Pelaksana Pengembangan Teaching Factory;
6.   Tim Pelaksanan Pengembang Teaching Factory;
7.   Unsur Masyarakat/Industri Mitra dan Pengurus Komite Sekolah;
Mekanisme kerja dalam penerimaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2019  pada SMK Negeri 1 Wirosari  sebagai berikut:
1.    Manajemen
Tim pelaksana kegiatan bantuan teaching factory di SMK Negeri 1 Wirosari telah dibentuk oleh Kepala Sekolah. Tim inilah yang akan melaksanakan seluruh kegiatan yang telah disusun.
2.    Tempat Praktik Siswa
Kegiatan teaching factory dilaksanakan oleh siswa include dengan kegiatan pembelajaran sehingga alat dan bahan yang digunakan harus sesuai dengan standart industri baik jumlah dan spesifikasinya.
3.    Pola Pembelajaran
Teaching Factory ini menjadi pola pembelajaran bagi siswa sehingga dalam pelaksanaanya guru harus menyiapkan perangkat pembelajarannya seperti : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul-modul pembelajaran.
4.    Pemasaran
Produk hasil kegiatan Teaching Factory dipasarkan secara luas oleh siswa terkait dengan teknik pemasaran produk. Pemasaran produk dilakukan di sekolah dan masyarakat luar.
5.    Produk/jasa
Produk-produk yang diproduksi diharapkan mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat bersaing di pasaran
6.    Sumber Daya Manusia
Masih terbatasnya pengetahuan guru-guru terkait model pembelajaran Teaching Factory ini maka perlu adanya sosialisasi dari nara sumber.
7.    Hubungan Industri
Hubungan kerjasama dengan industri sangat mutlak diperlukan dalam penyaluran alumni ke tempat kerja

 Pelaksanaan Kegiatan Teaching Factory
Proses kegiatan pelaksanaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2019 pada SMK Negeri 1 Wirosari dari Direktorat Pembinaan SMK adalah sebagai berikut:
1.   Sosialisasi dan penyusunan program implementasi Teaching Factory
a.   Pembekalan calon pendamping sekolah yang melaksanakan Teaching Factory oleh Bapak Pengawas SMK Kab. Grobogan
b.  Sosialisasi konsep dan program bantuan pengembangan Teaching Factory kepada warga SMK Negeri 1 Wirosari.
c.   Penyusunan Program Implementasi Teaching Factory
2.   Penyelarasan Kejuruan program implementasi Teaching Factory Kompetensi keahlian         Multimedia dengan Dunia Usaha (DUDI)
3.  Magang Industri 2 (dua) guru SMK Neger 1 Wirosari dengan tujuan untuk mempunyai pengalaman kerja nyata di DUDI yang relevan dengan Kompetensi Keahlian yang akan ditefakan sebagai acuan dan atau diterapkan pada Teaching Factory yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
a.    Persiapan Program Magang Guru
b.   Koordinasi DUDI Tempat Magang
c.    Pelaksanaan Magang Guru dan Draft Modul
d.   Diseminasi Hasil Magang
e.    Finalisasi Modul Pembelajaran
4. Pembelajaran Teaching Factory  dengan tujuan mengembangkan/menyusun perangkat pembelajaran Teaching Factory pada kompetensi yang akan ditefakan.
5. Pembelajaran Industri dengan tujuan mengembangkan dan menyusun 2 (dua) modul pembelajaran Industri 4.0 pada kompetensi keahlian multimedia sebagai berikut :
a.    Persiapan Pengembangan Pembelajaran Industri
b.   Pendampingan, pelatihan dan penyusunan modul pembelajaran
c.    Sosialisasi seminar dan pameran/desiminasi ke warga sekolah
6.   Pengkondisian Fasilitas dan Sarana Prasarana Teaching Factory  dengan tujuan tempat praktik di sekolah agar kondisi, situasi dan suasanya mendekati tempat kerja yang sebenarnya (DUDI) sebagai berikut :
a.    Revitalisasi Peralatan
b.   Pembenahan Tempat Praktek/Bengkel
c.    Pengadaan Bahan
7.   Sosialisasi/Pembekalan/Koordinasi/Pameran dengan tujuan Pengenalan, diseminasi dan atau koordinasi program - program sekolah  kepada Tim /Petugas pengembang, warga sekolah, dan kepada masyarakat pada umumnya sebagai berikut :
a.    Sosialisasi Hasil Pengembangan Program
Pembekalan/Koordinasi/Pameran

Dokumentasi Kegiatan Teaching Factory SMK Negeri 1 Wirosari

Gambar : Sosialisasi dan penyusunan program implementasi Teaching Factory bersama Pengawas SMK Kab. Grobogan, Komite SMK Negeri 1 Wirosari, Mitra DUDI dan Guru/Karyawan SMK Negeri 1 Wirosari

Gambar : Workshop Penyusunan Program Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dengan narasumber dari Dinas Cabang Pendidikan Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah, Pengawas SMK Kab. Grobogan, Mitra Dudi dan Tim Pengembang Manajemen Sekolah.



Gambar : Workshop Penyelarasan kurikulum Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dengan narasumber dari Home As Laboratory Tecnology UGM, Guru Produktif Multimedia dan Tim Pengembang Teaching Factory Sekolah.


Gambar : Sosialisasi Modul Pembelajaran Industri 4.0
Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dengan narasumber dari Home As Laboratory Tecnology UGM, Guru Produktif Multimedia dan Tim Pengembang Teaching Factory Sekolah.



Gambar : Monitoring Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dari Direktorat PSMK Kemendikbud RI dan Tim Pengembang Teaching Factory Sekolah.



Gambar : Pameran Produk Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari



Gambar :  Produk Printing 3D Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari


Gambar :  Produk Sablon Digital dan Polyflex Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. SMK NEGERI 1 WIROSARI - All Rights Reserved

Published By TIM TI SMK N 1 Wirosari | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger