KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA
SMK NEGERI 1 WIROSARI
Panduan pengembangan dan pelaksanaan
pembelajaran model Teaching Factory (TeFa) Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menjelaskan secara rinci tata cara mengembangkan
,merancang, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran model Teaching
Factory (TeFa) di SMK sebagai acuan bagi setiap SMK yang akan
menerapkan pembelajaran mode TeFA di sekolahnya serta sebagai media informasi
pengembangan TeFa bagi semua pihak yang terkait.
Teaching Factory atau disebut dalam PP 41 tahun 2015 “pabrik
dalam sekolah (teaching factory)” ad
alah sarana produksi yang
dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar kerja yang sesungguhnya untuk
menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata industri dan tidak berorientasi
mencari keuntungan” Dalam Grand Design TeFA SMK di definisikan sebagai “suatu
konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu kepada standart dan prosedur yang berlaku di
industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri”, dan dalam pelaksanaannya
menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan
menilai kualitas hasil pendidikan dari SMK. Teaching Factory juga
harus melibatkan Pemda/Pemkot/provinsi maupun orang tua dan masyarakat dalam
perancangan, regulasi maupun implementasinya.
Mengembangkan pembelajaran yang sebelumnya
dikembangkan melalui unit produksi berubah menjadi pembelajaran TeFa yang
berarti merubah budaya pembelajaran sekolah, semua unsur di sekolah harus
mengembangkan budaya dan pola pikir bahwa sekolah bukan saja sebagai tempat
pendidikan akademik, tetapi juga merupakan tempat membuat produk/layanan yang
berstandar industri sesuai kebutuhan masyarakat pada umumnya. Sehingga sekolah
harus mengkondisikan area, lingkungan, suasana, aturan, tatakelola kerja di
ruang praktek seperti industri atau tempat kerja yang sebenarnya. Semua warga
sekolah juga dituntut bersikap dan berperilaku seperti masyarakat industri,
dengan demikian, dalam kurun waktu tertentu akan membentuk karakter dan budaya
kerja industri bagi semua unsur yang terlibat di dalamnya, baik guru, staff dan
peserta didiknya.
Namun demikian, sekolah tetap berfungsi sebagai
institusi untuk meningkatkan ketrampilan anak didik dan bukan berorientasi
mencari keuntungan. Pengkondisian area, lingkungan, suasana seperti di industri
serta pembelajaran yang dirancang untuk menghasilkan produk/layanan jasa rill
yang layak guna, semata-mata sebagai upaya agar anak didiknya mempunyai
keterampilan, sikap, perilaku, dan budaya kerja industri, sehingga benar-benar
siap kerja di dunia industri tanpa rasa canggung.
Pelaku utama pada proses pembelajaran berbasis
produk atau jasa ini adalah siswa dengan bimbingan semua guru di sekolahnya
baik segi guru adaptif, normatif, produktif. Sehingga semua tahapan
pembelajaran termasuk penyusunan perangkat atau materi pelajaran baik teori
maupun praktek serta magang industri harus disesuaikan dan dikaitkan dengan
produk/layanan jasa yang akan dikerjakan oleh siswa.
Tujuan Teaching factory :
1. Meningkatkan kualitas pendidikan agar lulusan SMK
Negeri 1 Wirosari benar-benar merupakan tenaga kerja terampil dan layak
kerja di dunia usaha, sesuai bidang atau kompetensi keahlian masing-masing.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik dan guru untuk
mengerjakan pekerjaan praktik yang berorientasi pasa
3. Sebagai wadah pelatihan dalam pembentukan mental kerja
sebelum peserta didik melaksanakan PKL atau terjun ke dunia kerja setelah
lulus.
4. Menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia
usaha/industri atau masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum.
5.
Meningkatkan kreativitas guru dan peserta didik.
6.
Menumbuhkan sikap profesional produktif peserta didik dan
guru.
7.
Melatih kemandirian, percaya diri, dan jiwa berwirausaha.
8. Meningkatkan kualitas lulusan dalam berbagai segi
terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan
- Kesamaan pemahaman dan komitmen warga sekolah terhadap konsep teaching factory.
- Adanya kesesuaian dan keselarasan antara kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan DUDI
- Terselenggaranya pembelajaran model Teaching Factory
- Meningkatnya hubungan kerjasama dengan DUDI
- Kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu produk barang/jasa sesuai dengan standar pasar
- Terbangunnya mekanisme suplya-demand produk barang/jasa.
Pelaksanaan kegiatan program Bantuan
Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2019 pada SMK Negeri 1 Wirosari
adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi
keahlian yang dikembangkan adalah Multimedia
2. Produk Unggulan Teaching Factory Kompetensi Keahlian
Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari yaitu membuat produk 3D Printing serta ada
beberapa produk lain yaitu Sablon Kaos, Cetak Id Card, Cetak Pin dan Cetak Mug.
3. Semua pelaksanaan produksi dilakukan oleh siswa siswi SMK
Negeri 1 Wirosari terkhusus Siswa Kompetensi Keahlian Multimedia.
4. Mengelola dan memasarkan produk secara transparan.
Organisasi dan Mekanisme Kerja
Demi terwujudnya pengelolaan aset dan penerimaan Bantuan
Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2019 pada SMK Negeri 1 Wirosari maka
dibentuk Tim Pelaksanan Pengembang Teaching Factory yang terdiri dari :
Tim Pelaksanan
1.
Penanggung Jawab : Drs. Mariya, M.Pd.
2.
Ketua :
Warsito, S.Pd. M.Pd
3.
Sekretaris :
Widhi Yuwandoko, SE.M.Si.
4.
Bendahara : Suyadi, S.Kom
5.
Kord. Fasilitas dan : Suko Windarti, S.Si
sarana Prasaraana
6.
Penyusunan Perangkat : Retno Wulaningsih R, S.Kom
Pembelajaran
TeFa
Kompetensi
Keahlian
Multimedia
7.
Anggota : Tatag Pramoda, SM.
Unsur – unsur yang terlibat dalam melaksanakan
program Bantuan Pengembangan Teeaching Factory Tahun Anggaran 2019 pada SMK Negeri 1 Wirosari dari
Direktorat Pembinaan SMK meliputi :
1.
Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan;
2.
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah;
3.
Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah;
4.
Pengawas SMK Kab. Grobogan;
5.
SMK Penerima Pelaksana Pengembangan
Teaching Factory;
6.
Tim Pelaksanan Pengembang
Teaching Factory;
7.
Unsur Masyarakat/Industri
Mitra dan Pengurus Komite Sekolah;
Mekanisme kerja dalam penerimaan Bantuan Pengembangan
Teaching Factory Tahun Anggaran 2019 pada SMK Negeri 1 Wirosari sebagai berikut:
1. Manajemen
Tim pelaksana kegiatan bantuan teaching factory
di SMK Negeri 1 Wirosari telah dibentuk oleh Kepala Sekolah. Tim inilah yang
akan melaksanakan seluruh kegiatan yang telah disusun.
2. Tempat Praktik Siswa
Kegiatan teaching factory dilaksanakan
oleh siswa include dengan kegiatan pembelajaran sehingga alat dan bahan yang
digunakan harus sesuai dengan standart industri baik jumlah dan
spesifikasinya.
3.
Pola Pembelajaran
Teaching Factory ini menjadi pola pembelajaran bagi siswa
sehingga dalam pelaksanaanya guru harus menyiapkan perangkat pembelajarannya
seperti : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul-modul pembelajaran.
4. Pemasaran
Produk hasil kegiatan Teaching Factory dipasarkan secara
luas oleh siswa terkait dengan teknik pemasaran produk. Pemasaran produk
dilakukan di sekolah dan masyarakat luar.
5. Produk/jasa
Produk-produk yang diproduksi diharapkan
mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat bersaing di pasaran
6. Sumber Daya Manusia
Masih terbatasnya pengetahuan guru-guru terkait
model pembelajaran Teaching Factory ini maka perlu adanya sosialisasi dari nara
sumber.
7. Hubungan Industri
Hubungan kerjasama dengan industri sangat mutlak diperlukan
dalam penyaluran alumni ke tempat kerja
Proses kegiatan pelaksanaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun Anggaran 2019 pada SMK Negeri 1 Wirosari dari Direktorat Pembinaan SMK adalah sebagai berikut:
1.
Sosialisasi dan penyusunan program implementasi Teaching Factory
a. Pembekalan calon pendamping sekolah yang melaksanakan Teaching
Factory oleh Bapak Pengawas SMK Kab. Grobogan
b. Sosialisasi konsep dan program bantuan pengembangan Teaching
Factory kepada warga SMK Negeri 1 Wirosari.
c. Penyusunan Program Implementasi Teaching Factory
2.
Penyelarasan Kejuruan program implementasi Teaching Factory
Kompetensi keahlian Multimedia dengan Dunia Usaha (DUDI)
3. Magang Industri 2 (dua) guru SMK Neger 1 Wirosari dengan
tujuan untuk mempunyai pengalaman kerja nyata di DUDI yang relevan dengan
Kompetensi Keahlian yang akan ditefakan sebagai acuan dan atau diterapkan pada Teaching
Factory yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
a.
Persiapan Program Magang Guru
b.
Koordinasi DUDI Tempat Magang
c.
Pelaksanaan Magang Guru dan Draft Modul
d.
Diseminasi Hasil Magang
e.
Finalisasi Modul Pembelajaran
4. Pembelajaran Teaching Factory dengan tujuan mengembangkan/menyusun perangkat
pembelajaran Teaching Factory pada kompetensi yang akan ditefakan.
5. Pembelajaran Industri dengan tujuan mengembangkan dan
menyusun 2 (dua) modul pembelajaran Industri 4.0 pada kompetensi keahlian multimedia
sebagai berikut :
a.
Persiapan Pengembangan Pembelajaran Industri
b.
Pendampingan, pelatihan dan penyusunan modul pembelajaran
c.
Sosialisasi seminar dan pameran/desiminasi ke warga
sekolah
6.
Pengkondisian Fasilitas dan Sarana Prasarana Teaching
Factory dengan tujuan tempat
praktik di sekolah agar kondisi, situasi dan suasanya mendekati tempat kerja
yang sebenarnya (DUDI) sebagai berikut :
a.
Revitalisasi Peralatan
b.
Pembenahan Tempat Praktek/Bengkel
c.
Pengadaan Bahan
7.
Sosialisasi/Pembekalan/Koordinasi/Pameran dengan tujuan Pengenalan,
diseminasi dan atau koordinasi program - program sekolah kepada Tim /Petugas pengembang, warga
sekolah, dan kepada masyarakat pada umumnya sebagai berikut :
a.
Sosialisasi Hasil Pengembangan Program
Pembekalan/Koordinasi/Pameran
Dokumentasi Kegiatan Teaching Factory SMK Negeri 1 Wirosari
Gambar : Sosialisasi dan penyusunan program implementasi Teaching Factory bersama Pengawas SMK Kab. Grobogan, Komite SMK Negeri 1 Wirosari, Mitra DUDI dan Guru/Karyawan SMK Negeri 1 Wirosari
Gambar : Workshop Penyusunan Program Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dengan narasumber dari Dinas Cabang Pendidikan Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah, Pengawas SMK Kab. Grobogan, Mitra Dudi dan Tim Pengembang Manajemen Sekolah.
Gambar : Workshop Penyelarasan kurikulum Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dengan narasumber dari Home As Laboratory Tecnology UGM, Guru Produktif Multimedia dan Tim Pengembang Teaching Factory Sekolah.
Gambar : Sosialisasi Modul Pembelajaran Industri 4.0
Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dengan narasumber dari Home As Laboratory Tecnology UGM, Guru Produktif Multimedia dan Tim Pengembang Teaching Factory Sekolah.
Gambar : Monitoring Implementasi Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia dari Direktorat PSMK Kemendikbud RI dan Tim Pengembang Teaching Factory Sekolah.
Gambar : Pameran Produk Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari
Gambar : Produk Printing 3D Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari
Gambar : Produk Sablon Digital dan Polyflex Teaching Factory Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Negeri 1 Wirosari
Posting Komentar