Projek
Penguatan Pelajar Pancasila dengan tema kearifan lokal membatik yang diadakan
di SMK Negeri 1 Wirosari berhasil mencapai kesuksesan besar. Proyek ini
bertujuan untuk melestarikan budaya batik di kalangan anak muda serta
meningkatkan cinta dan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia.
Proses
kegiatan projek berlangsung selama dua minggu, dimulai sejak tanggal 13 hingga
24 Februari, dan melibatkan seluruh siswa kelas X dari berbagai jurusan di SMK
Negeri 1 Wirosari. Proses pembelajaran dilakukan secara intensif dengan
bimbingan langsung dari pemilik usaha batik ternama di Grobogan, yaitu batik
Sekartaji.
Hari
pertama kegiatan dimulai dengan sosialisasi mengenai sejarah dan makna batik,
serta teknik dasar dalam membatik. Selanjutnya, para siswa langsung
mempraktikkan pembuatan pentangan sebagai persiapan untuk membuat batik dengan
motif yang diinginkan.
Pada
hari kedua, siswa-siswa terampil ini mulai menggambar motif batik yang mereka
inginkan. Dengan penuh kreativitas, mereka mengaplikasikan konsep kearifan
lokal yang terkandung dalam batik, sehingga menghasilkan desain yang unik dan
beragam.
Hari
ketiga fokus pada pembuatan cap batik dengan menggunakan kardus bekas. Para
siswa belajar bagaimana membuat cap batik yang digunakan untuk mencetak motif
pada kain batik. Hal ini mengajarkan mereka pentingnya penggunaan bahan daur
ulang dalam menciptakan karya seni.
Proses
pengecapan batik menjadi fokus pada hari keempat. Siswa-siswa belajar tentang
teknik pengecapan yang melibatkan proses pewarnaan dan penghilangan malam.
Dengan bimbingan ahli dari batik Sekartaji, para siswa memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang proses ini.
Hari
kelima, siswa-siswa terampil ini memulai proses mencanting, yaitu menutup
bagian-bagian yang tidak rata pada saat proses pengecapan batik. Dalam hal ini,
ketelitian dan kecermatan sangat diperlukan agar hasil batik menjadi indah dan
berkualitas.
Pada
hari keenam, siswa-siswa mulai mewarnai batik sesuai dengan desain dan warna
yang telah mereka tentukan sebelumnya. Proses ini membutuhkan keahlian dalam
mengombinasikan warna dan menghasilkan harmoni pada batik yang sedang mereka
ciptakan.
Hari
ketujuh menjadi momen penting dalam projek ini. Para siswa melakukan fiksasi
atau penguncian warna pada batik yang telah selesai diwarnai. Setelah itu,
batik dibersihkan dan dijemur untuk mengeringkan warna dan membuat warna batik
lebih tahan lama.
Pada
hari kedelapan, siswa-siswa menyusun laporan mengenai proses dan hasil karya
batik yang mereka ciptakan. Laporan ini berfungsi sebagai bukti keberhasilan
mereka dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan projek ini.
Hari
kesembilan, para siswa menyelesaikan laporan dan bersiap untuk melakukan
presentasi di hadapan guru dan teman-teman mereka. Dalam presentasi ini, mereka
membagikan pengalaman dan hasil karya batik terbaik yang mereka ciptakan selama
dua minggu ini.
Proyek
Penguatan Pelajar Pancasila Tema 2 Kearifan Lokal Membatik di SMK Negeri 1
Wirosari ditutup dengan hari kesepuluh yang penuh dengan evaluasi dan refleksi.
Para siswa mengevaluasi proses dan hasil karya mereka, serta merayakan
keberhasilan projek ini dengan rasa bangga dan bahagia.
Dalam
projek ini, siswa-siswa berhasil menciptakan berbagai karya batik terbaik yang
menunjukkan dedikasi mereka dalam melestarikan budaya batik. Karya-karya
tersebut merupakan bentuk apresiasi mereka terhadap warisan budaya Indonesia
dan menjadi bukti nyata bahwa batik tetap relevan dan memiliki tempat yang
istimewa di kalangan anak muda.
SMK Negeri 1 Wirosari berharap projek ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan kegiatan serupa dalam upaya melestarikan budaya dan mengembangkan kreativitas siswa. Dengan adanya proyek semacam ini, diharapkan generasi muda tetap memiliki kesadaran dan rasa cinta terhadap budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
Posting Komentar